Sabtu, 30 November 2013

KESAN TENTANG SOLO

Melangkah jauh meninggalkan kota kelahiran. Melepas seragam dengan kegembiraan. Akhirnya ,masa ini datang juga,dimana aku mencoba untuk memulai sendiri dengan pilihanku. Sebuah pilihan yang akan aku jalani beberapa tahun di kota ini. Rasa haru mengantar kepergianku meninggalkan pelabuhan jiwa,harapan dan doa terpancar nyata di binar mata ibuku. Rasanya,waktu ingin ku hentikan,tapi rasa bahagia yang menyelimuti diriku menolak. Ini sebuah tantangan di kota orang yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya,dan ini yang akan aku jalani pahit getir atau manis pengalamanku.
                                                --o0o--
Mendongak ke atas,bangunan hotel dan beberapa spanduk terpasang di sepanjang jalan menyambut kedatanganku. Akhirnya aku tiba di kota ini,sepanjang perjalanan menuju calon tempat tinggal rasanya begitu cepat. Ketika memasuki kota ini,banyak sekali rasa ingin tahu berkecamuk dibenakku.Bangunan bersejarah disini begitu banyak yang belum aku kenal,dan sangat menariknya,ketika menjumpai bangunan modern dan kuno saling bersandingan. Slamet Riyadi,jalan searah yang tak kujumpai di kota kelahiranku,bukan sekedar jalan yang  difungsikan sebagai penertiban lalu lintas,tetapi menyuguhkan perwajahan kota ini sebenarnya. Inilah SOLO,dimana aku akan mencari ilmu di salah satu dan satu-satunya perguruan tinggi negeri,Sebelas Maret,kota yang dibicarakan sebagai “Jiwa Jawa” atau yang lebih dikenal dengan “ Spirit of Java”. Melaju dengan kecepatan lambat membuat mataku termanjakan oleh tempat-tempat yang ada di sepanjang jalur searah ini. Sebut saja,Sriwedari,sepertinya tempat wajib yang harus aku kunjungi nantinya,mungkin inilah bagian dari budaya Solo. Topeng yang terpajang di dekat Sriwedari ,kembali menyita perhatianku,apakah topeng salah satu tokoh atau hanya sekedar topeng?tapi itu tak mungkin hanya sekedar topeng menurutku,bisa saja simbol. Ah..rasanya ingin cepat sekali menemukan jawaban-jawaban atas keingin tahuanku ini. Tak jauh dari Sriwedari atau lebih tepatnya hanya beberapa jengkal,tampak sebuah museum bernama”Radya Pustaka”,dari namanya saja mungkin sudah ketahuan kalau itu museum kepustakaan yang mungkin juga menyimpan dokumen-dokumen penting kota Solo. Memutar pandangan 180° ke arah kiri,aku menemukan sebuah tempat,tempat itu bernama hotel Dana dan disebelahnya adalah bangunan yang semula aku kira sebagai museum ternyata itu adalah Gramedia. Sepertinya Solo menyimpan banyak sejarah yang terpasang di setiap sudut tempat dan bangunan-bangunannya.  Ketika melihat Hotel Dana,rasanya seperti melihat kehidupan Jawa di era silam. Setelah berhenti di salah satu lampu merah,indra penglihatanku melaju jauh ke arah sebuah tempat,berpagar hijau,bertembok putih,itukah Mangkunegaran?tempat yang menjadi pembicaraan orang setelah berkunjung ke kota Solo setelah Keraton.Hanya satu Jalan banyak sekali tempat-tempat yang menceritakan bahwa sejarah itu ada,sejarah yang pernah direkam lalu diputar kembali lewat bingkai bangunan.Solo,kota yang tepat untuk belajar dan berliburan,belajar tentang sejarah dan kehidupan.Dan,ketika di penghujung jalan,aku menemukan semangat baru yang digaungkan lewat senapan tanda permulaan ,Brigjen Slamet Riyadi.


KESAN TENTANG SOLO


Jumat, 13 September 2013

senja

tak kudapati keelokanmu sore ini,,
adakah sesuatu yang membuatmu enggan menyapa?
tuk sekedar memamerkan indah rupamu..
senja,,,
kutunggu sapamu esok hari,,

Rabu, 11 September 2013

to my soulmate

air,,,
bawa aku berlabuh ke tempat yang paling tepat..
tempat yang telah menunggu sekian waktu,,
tapi,,,ada rasa takut menyelinap ruang itu
akankah kau menunggu waktuku untuk tiba di pelabuhanmu?
kuharap..
akan kubiarkan air yang membawaku menuju tempatmu..

Secuil cerita dari hati

pasti ada rindu terbesit di kota itu...
langkah ragu rasa takut menyelimutiku
takut,masa lalu menghantui setiap derap langkahku
tak ada lagi cerita manis membingkai bersamamu
kini...
semua hanya bayangan semu